Pernah mendengar istilah product-led growth? Bagi sebuah bisnis yang memiliki produk software as a service mungkin sudah familiar. Anda tentu tahu berbagai platform seperti Zoom, Spotify, Netflix, dan Slack. Keempat aplikasi populer adalah contoh yang menggunakan strategi produdt-led growth dalam bisnisnya.
Seperti yang kita tahu, kepopuleran strategi ini muncul karena adanya perubahan arus teknologi yang sangat cepat. Salah satunya yang berkaitan dengan customer demand atau permintaan konsumen serta market supply. Perubahan ini terjadi karena seiring berkembangnya jaman, konsumen tentu akan semakin menginginkan produk yang dapat membantu kehidupan sehari-hari.
Nah, lalu apa itu yang dimaksud strategi product led growth? Apa saja manfaatnya yang bisa diperoleh? Dan apa yang membentuk strategi ini? Di artikel ini, Anda akan mendapatkan pemahaman mengenai product-led growth secara lebih rinci.
Pengertian product-led growth adalah sebuah strategi bisnis yang bergantung pada penggunaan produk untuk konversi, akusisi, mempertahankan (retensi), serta ekspansi konsumen. Sebagai contoh, Jika Anda pernah menggunakan Spotify, pasti pada awal penggunaan Anda akan mendapatkan 1 bulan akses premium gratis.
Kemudian setelah melewati masa trial tersebut, maka pengguna akan didorong untuk berlangganan. Ini merupakan contoh penerapan strategi product-led growth dimana bisnis bergantung pada produk untuk menarik konsumen.
Ini dapat berarti juga bahwa sebuah bisnis akan membuat sebuah produk menarik konsumen. Lalu, membiarkan mereka mencoba sebagian atau keseluruhan fitur dalam jangka waktu tertentu hingga mereka tertarik untuk membeli akses secara penuh.
Dalam menjalankan product led growth strategy, Anda perlu mengombinasikan beberapa komponen seperti sales, engineering, marketing, design, dan banyak komponen lainnya untuk menghasilkan user experience yang baik.
Berbeda halnya dengan jenis strategi seperti marketing-led growth atau sales-led growth yang mana kedua strategi ini menarik konsumen melalui janji-janji yang diberikan. Sedangkan product led growth menawarkan produk dan membiarkan konsumen untuk mencoba terlebih dahulu agar menilai apakah produk layak untuk berlangganan.
Sisi positifnya adalah, apabila produk Anda menarik, maka konsumen dapat memberikan ulasan, rating, serta menceritakan pengalamannya untuk menarik pengguna lainnya. Dengan ini, maka awareness atau kesadaran akan produk akan semakin meningkat di masyarakat.
Berikut adalah beberapa manfaat product led growth yang bisa Anda dapatkan setelah menerapkannya.
Biaya customer acquisition adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengakusisi konsumen. Dalam strategi product-led growth, biaya ini dapat dikurangi karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang secara spesifik untuk menarik konsumen baru.
Ide dasar dari strategi ini adalah apabila produk yang dibuat menarik dan dapat menawarkan kemudahan bagi pengguna, maka produk akan berkembang sendirinya di pasaran. Sebagai contoh, Spotify membiarkan pengguna pertama mendapatkan akses gratis premium selama satu bulan. Ini bertujuan agar konsumen dapat merasakan pengalaman fitur-fitur premium dan menarik pengguna untuk selalu menggunakan layanan produk yang ditawarkan.
Setelah masa trial atau percobaan selesai, maka pengguna yang sebelumnya telah merasakan kenyamanan akses fitur premium akan terdorong untuk berlangganan karena telah merasa nyaman dengan layanan yang ditawarkan.
Nah, karena pengalaman yang didapatkan inilah konsumen akan tertarik menceritakan atau mengajak teman-temannya menggunakan Spotify untuk kemudahan mendengarkan lagu misalnya. Dari sini, kita tahu bahwa Spotify tidak membutuhkan biaya yang spesifik atau customer acquisition cost untuk menarik pengguna berlangganan. Melainkan Spotify berusaha mengunggulkan produknya dengan user experience menarik agar dapat memberikan kenyamanan pada pengguna.
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, manfaat product-led growth yang terutama adalah memberikan user experience yang lebih baik. Seperti yang diketahui sebelumnya, strategi ini sangat bergantung pada kualitas produk sebagai daya tarik. Maka, pemilik bisnis perlu untuk mengembangkan value atau nilai bagi penggunanya.
Strategi ini bisa dibilang sangat mengandalkan user feedback. Dimana user feedback akan memberikan gambaran terkait apa yang konsumen butuhkan, sehingga bisnis akan berusaha meningkatkan user experience yang dapat mewujudkan customer retention.
Produk adalah segalanya, maka dari itu pemilik bisnis perlu fokus untuk meningkatkan kualitas produk secara maksimal. Sehingga menghasilkan produk dengan layanan terbaik untuk konsumen.
Ketika bisnis Anda telah mendapat customer, dan mereka tertarik untuk berlangganan fitur-fitur yang ditawarkan pada produk maka Anda memiliki peluang besar untuk melakukan upselling. Anda bisa mengembangkan bisnis Anda dengan meningkatkan lebih banyak fitur menarik, kemudian tawarkan kepada mereka dengan harga yang lebih tinggi.
Bagi mereka yang memang telah tertarik pada produk Anda, maka kemungkinan akan bersedia untuk berlangganan fitur-fitur menarik lainnya. Bisnis Anda akan memiliki kesempatan untuk lebih berkembang dan mendapatkan keuntungan dari upselling tersebut.
Dalam menerapkan strategi product-led growth, terdapat 3 hal penting yang menjadi pillar dan perlu dibentuk yaitu:
Value pada produk adalah poin utama yang perlu ditingkatkan ketika sedang menjalankan strategi product-led growth. Anda perlu memberikan value sebaik mungkin kepada pengguna sebelum mengharapkan bayaran yang diperoleh dari konsumen.
Oleh karena itu Anda bisa menjalankan time to value misalnya dengan menawarkan model free trial, open-source, atau freemium. Dengan ini, pengguna dapat mendapatkan pengalaman terlebih dahulu apa saja yang ditawarkan suatu produk serta merasakan user experience. Berikan produk yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen sehingga mereka memutuskan untuk berlangganan.
Untuk membentuk strategi product-led growth, memenuhi kebutuhan konsumen adalah hal yang utama. Anda bisa merancang produk yang dapat memecahkan masalah dan membantu konsumen dalam kehidupan sehari-hari.
Ketahuilah permasalahan mereka, analisis apa yang dibutuhkan, lalu tawarkan bantuan atau solusi melalui produk yang bisnis Anda buat. Tawarkan kemudahan dan efektivitas pada produk. Anda bisa melakukan riset terkait kebiasaan pelanggan atau hal lain yang mungkin dapat membantu Anda mengembangkan fitur.
Strategi product-led growth memerlukan investasi baik dari segi waktu dan uang untuk produk yang dihasilkan dengan konversi, ekspansi, serta akuisisi konsumen.
Diperlukan data besar terkait produk sehingga Anda bisa mengukur, melacak, serta menganalisis perilaku konsumen. Dengan pemantauan secara berkala ini Anda dapat memastikan bahwa apakah produk memberikan value yang dibutuhkan konsumen dengan cepat.
Dengan ini Anda juga bisa terus melakukan pengembangan terhadap produk, selalu bereksperimen dan mencari tahu apa yang sesuai untuk kebutuhan pelanggan sehingga user journey semakin baik.
Itu dia rincian penjelasan terkait product-led growth. Pada dasarnya, strategi ini dapat Anda terapkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bisnis Anda. Sehingga Anda bisa mendapatkan hasil dan penjualan yang efektif untuk bisnis Anda.
Ada baiknya sebelum menjalankan strategi ini, Anda perlu secara matang mempersiapkan bahwa produk yang Anda miliki memiliki nilai bagi pengguna. Dengan melakukan serangkaian percobaan dan riset, Anda bisa menemukan pola strategi apa yang cocok untuk bisnis Anda.
Setelah memahami tulisan di atas, Anda mungkin penasaran lebih lanjut dengan artikel lainnya seputar marketing. Lalu, apakah Anda pernah mendengar organic growth strategy dalam marketing? Ayo, baca di artikel selanjutnya di Pipeline Blog.