Pengambilan keputusan adalah kegiatan penting perusahaan yang dapat berakibat fatal kalau Anda keliru dalam menentukan strategi selanjutnya. Pentingnya mengetahui perbedaan dari vanity metric vs actionable metric dapat membantu Anda untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
Bagaimana jadinya kalau usaha, dana dan waktu yang sudah Anda keluarkan berakhir sia-sia karena salah dalam pengambilan keputusan? Mengenali dan menentukan metrik yang benar memiliki peran yang besar dibandingkan pengambilan keputusan itu sendiri. Tidak semua metrik berguna dan menunjukkan data yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Terdapat metrik yang terlihat bagus tetapi sebenarnya membingungkan seperti ilusi. Metrik ini disebut Vanity Metrics, metrik yang harus Anda hindari. Ayo kenali lebih lanjut tentang perbedaan vanity metrics vs actionable metrics. Metrik apa yang harus difokuskan serta metrik apa yang sering mengecoh dan sebaiknya dihindari.
Vanity metrics adalah sebuah metrik yang terlihat bagus dan menakjubkan. Tetapi tidak memiliki indikasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan serta tidak menunjukkan masukan yang dapat ditindaklanjuti. Bagaikan oasis di tengah gurun sahara.
Metrik ini memberikan ilusi peningkatan atau keberhasilan walau sebenarnya tidak mengarahkan bisnis Anda ke tujuan yang benar, terkadang bisa tidak relevan dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Vanity metrics dapat dengan mudah dimanipulasi, dapat mengakibatkan tenaga pemasar membuang banyak waktu dan tenaga pada hal-hal yang tidak penting atau sia-sia.
Actionable metrics adalah metrik yang membantu mengarahkan dan memberitahukan pilihan untuk pengambilan keputusan berdasarkan data, terutama terkait dengan budget dan optimisasi. Metrik ini lah yang harus difokuskan oleh tenaga pemasaran perusahaan Anda. Karena dapat membantu pengambilan keputusan yang tepat serta membantu perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.
Apabila data yang ditampilkan punya ciri-ciri berikut :
Data yang ditampilkan tidak memperlihatkan pola khusus dari perubahan perilaku target konsumen Anda. kalau seperti itu, Anda bisa kesulitan menganalisis pola kebiasaan pembelanjaan karena data tidak memperlihatkan suatu tindakan tertentu. Serta menyulitkan pembuatan customer journey yang ditunjukkan untuk mengarahkan leads melewati corong konversi.
Ciri kedua yaitu metrik tidak menunjukkan adanya perubahan dari kampanye pemasaran atau konten yang Anda buat. Tidak terlihat naik turunnya serta kekurangan dari kegiatan pemasaran yang bisa dievaluasi dan diperbaiki.
Metrik ini memang terlihat bagus dan menarik tetapi sebenarnya tidak menunjukkan pendapatan yang berhasil dihasilkan. Serta data hanya bergerak 1 arah, sehingga bila ada perubahan yang terjadi, perubahan tidak terlihat signifikan dan sulit untuk dianalisis.
Kalau Anda menemukan ciri-ciri ini, kemungkinan besar Apa yang sedang Anda lihat merupakan Vanity metrics yang sebaiknya diabaikan karena tidak relevan dengan tujuan dari bisnis atau kegiatan pemasaran yang sedang Anda lakukan. Karena seperti yang disebutkan diatas, Vanity metrics terlihat menarik tetapi sebenarnya tidak menginformasikan pilihan tepat untuk pengambilan keputusan.
Berikut Contoh Kasus Perbedaan Vanity Metric dan Actionable Metric
Bayangkan kalau Anda adalah seorang pemilik bisnis sebuah Toko sepatu ABC , Beberapa bulan terakhir, Anda baru saja mulai berjualan secara online di platform sosial media Instagram dan Anda ingin menganalisis keefektifan iklan Anda dalam meningkatkan penjualan.
Dilakukan pengecekkan secara berkala dan terdapat peningkatan jumlah followers dan likes yang signifikan. Angka tersebut terlihat menakjubkan, hanya dengan beberapa hari, sudah banyak orang yang follow akun toko sepatu Anda. Melihat peluang banyaknya pengikut baru yang memberi likes dan komen di tiap postingan, Anda memutuskan untuk menambah budget iklan dengan harapan bisa menghasilkan penjualan yang lebih besar pula.
Tetapi, tidak ada satupun calon pelanggan yang sampai ke tahap pembayaran. Padahal media sosial Anda telah berhasil mendapatkan 200 followers baru dan likes postingan memiliki setidaknya 100 likes untuk tiap postingan. Menurut Anda, dimana letak kesalahannya?
Jawabannya mudah, jumlah followers sebenarnya tidak benar-benar menunjukkan bagus tidaknya performa dari sebuah kampanye atau kegiatan pemasaran yang sedang Anda lakukan. Lalu, jumlah likes dan komen yang ditampilkan juga belum tentu menunjukkan ketertarikan yang mengarah ke pembelian atau konversi.
Dari contoh kasus diatas, kenaikan followers, likes dan komen tidak menunjukkan :
Disini terlihat kurangnya 1 bagian penting dari contoh kasus diatas yaitu pendapatan.
Sehingga kampanye pemasaran yang dilakukan menjadi tindakan sia-sia serta tidak memenuhi tujuan utamanya yaitu peningkatan konversi atau pendapatan. Vanity metrics sangat mudah terlihat tetapi mudah dimanipulasi. Metrics ini tidak memperlihatkan dampak penting bagi perkembangan perusahaan.
Tidak salah merasa bangga melihat kenaikan followers dan likes yang menakjubkan, tetapi asalkan tidak Anda gunakan untuk mengambil keputusan penting dalam strategi pemasaran. Dari kasus toko sepatu ABC tersebut, Apa yang seharusnya lebih diperhatikan untuk melacak performa dari kampanye pemasaran tersebut?
Jawabannya adalah persentase dari total konversi yang telah berhasil didapatkan dan total interaksi kampanye pemasaran dari calon konsumen Anda.
Perhatikan ciri-ciri yang dimiliki oleh actionable metrics dibawah ini :
Bila vanity metrics hanya menunjukkan satu jenis data saja, seperti persentase kenaikan followers, likes dan komen. Actionable Metrics memungkinkan Anda untuk menganalisis dan membandingkan dua metrics yang berbeda. dengan membandingkan hasil kinerja aktivitas pemasaran yang sedang berjalan atau telah selesai, Anda bisa evaluasi kembali apa yang bekerja dan tidak.
Actionable metrics membantu pengambilan keputusan secara tepat dengan melihat jelasnya kenaikan dan penurunan perkembangan perusahan dan hasil yang jelas, terukur serta dapat dilakukannya perencanaan untuk langkah selanjutnya.
Metrik tidak stagnan, artinya metrik ini dapat mengalami kenaikan dan penurunan sesuai dengan keadaan aslinya. Naik turunnya metrik membantu menunjukkan tindakan spesifik apa yang terjadi untuk menganalisis hasil dari kegiatan pemasaran. Serta menonjolkan apa yang bekerja dengan baik dan apa yang tidak, bagaimana mengoptimalkan hasil serta mengarahkan lebih banyak tindakan efektif melalui semua saluran marketing yang digunakan.
Sekarang Anda sudah tahu kan tentang perbedaan vanity metric vs actionable metric tersebut. Actionable metrics harus lebih difokuskan oleh perusahaan karena berkaitan dengan pertimbangan keputusan serta performa dari perusahaan. Sebaliknya hindari vanity metrics yang mengecoh tenaga pemasaran dengan ilusi keberhasilan yang menarik tetapi tidak memberi tahu tindakan yang berarti.
Setiap perusahaan memberikan hasil metrik yang berbeda-beda berdasarkan tujuan perusahaan. Dengan situasi yang berubah-ubah, lakukan pengecekan setiap 3 atau 6 bulan sekali untuk membantu terhindar dari ilusi keberhasilan. Tujuan perusahaan tidak lain untuk menumbuhkan penjualan dan pendapatan.
Oleh karena itu, pengambilan keputusan berdasarkan metrik yang tepat sangat berpengaruh pada arah perkembangan perusahaan. Dengan mengetahui perbedaan metrik ilusi dan metrik yang dapat ditindaklanjuti.
Semoga dapat dipahami lebih baik ciri-ciri dari kedua metriks ini untuk melakukan keputusan yang lebih baik serta tepat sasaran. Dan membantu mengevaluasi strategi pemasaran sehingga dapat lebih menghemat waktu dan tenaga dalam pelaksanaannya.
Jika Anda ingin meningkatkan pertumbuhan bisnis Anda secara signifikan, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan Pipeline. Kami adalah growth marketing agency yang siap membantu Anda mencapai tujuan bisnis Anda dengan menggabungkan strategi pemasaran digital, data analitik, dan teknologi. Konsultasi gratis dengan kami sekarang!